Makam Mbah Batu

Makam Mbah Batu, Sejarah, Lokasi dan Jam Buka

Diposting pada
5/5 - (1 vote)

Makam Mbah Batu – Tempat peristirahatan terakhir Mbah Batu ini terletak di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur. Diketahui bahwa lokasinya tidak jauh dari pusat perkotaan, sehingga memiliki akses yang mudah dijangkau.

Sebagian besar masyarakat sekitar percaya bahwa pergi mengunjungi tempat persemayaman Mbah Batu termasuk sebagai wisata religius. Mengingat beliau merupakan seorang tokoh yang dihormati sebagai penyebar agama Islam di wilayah tersebut.

Namun bila ingin pergi mengunjungi tempat peristirahatan terakhir Mbah Batu, maka terdapat beberapa ketentuan yang harus dipatuhi. Beberapa ketentuannya adalah berkunjung ke makam sesuai dengan jam buka di mana sudah diterapkan.

Sayangnya hal tersebut belum diketahui oleh beberapa peziarah. Oleh karena itu kami telah merangkum detail informasi mengenai makam Mbah Batu. Apabila ingin mengetahui tentang makam tersebut, silakan simak ulasan di bawah ini.

Sejarah Mbah Batu

Sejarah Mbah Batu

Mbah Batu merupakan seorang leluhur atau tokoh babat alas yang sangat dihormati oleh masyarakat sekitar. Berdasarkan cerita yang beredar, ia juga kerap disebut dengan nama Mbah Wastu maupun Mbah Tuwo. Seiring berjalannya waktu, penyebutan namanya ini jadi disingkat menjadi Mbah Tu.

Disingkatnya nama tersebut menjadi cikal bakal pemberian nama Kota Batu. Menurut para keturunan Rohjoyo, percaya bahwa Mbah Batu ialah orang pertama yang tinggal di Kota Batu. Hal itu pun tertulis dalam sebuah kitab menggunakan tulisan Arab Pegon (Tulisan bahasa Jawa ditulis dalam aksara Arab).

Tertulis dalam kitab tersebut, Pangeran Rohjoyo juga dipanggil Abu Ghonaim seorang pengikut Pangeran Diponegoro menemukan seorang nenek tinggal sendiri di dalam gubuk. Nenek ini diketahui bernama Mbah Batu. Menurut sejarah, Mbah Batu juga dipanggil Mbah Gubuk Angin karena saat ditemukan dalam sebuah gubuk.

Menurut cerita yang beredar di masyarakat, Mbah Batu memiliki nama asli Dewi Condro Asmoro. Seorang salah satu putri dari Raden Mas Haryo Dikoro Arjo Tedjo II, Bupati Tuban kelima. Ketika terjadi perang dengan Kerajaan Keling Daha Jenggala Kediri, Tumenggung Satim meninggal.

Sementara itu Dewi Condro Asmoro mengungsi bersama 100 prajurit beserta 3 orang pandego (1 ahli agama, 1 ahli pertanian, 1 ahli kanuragan). Dalam pelariannya, Mbah Batu mendirikan Padepokan Gubug Angin di mana menyebarkan agama Islam serta pertanian dengan pengikutnya, Kyai Brojo Musti, Nyai Sima, istri Brojo Musti dan Kyai Said.

Silsilah

Seiring berkembangnya zaman yang semakin maju, kisah-kisah para leluhur seringkali diabaikan serta terlupakan. Salah satu cerita di mana cukup menarik perhatian, yaitu silsilah Mbah Batu. Seorang tokoh yang dikenal sebagai sosok di mana menjadi pendiri dari Kota Batu.

Memahami silsilah Mbah Batu tentu dapat memberikan pelajaran berharga betapa pentingnya mempelajari sejarah asal usul dan sejarah keluarga. Dengan mengetahui silsilahnya, merupakan sebagai bentuk atau cara untuk menghargai identitas beserta menjaga warisan budaya. Berikut adalah silsilah Mbah Batu.

  • Prabu Banjaransari (Raja Kerajaan Sumedang Larang)
  • Raden Arya Metahun (Mengembara sampai di Lumajang)
  • Raden Arya Randu Kuning (Bupati Lumajang Tengah)
  • Raden Arya Bangah (Bupati Gumenggeng/Tuban)
  • Raden Arya Dandang Miring (Bupati Lumajang)
  • Raden Arya Wiraraja (Bupati Sumenep)
  • Raden Aryo Ronggo Lawe (Bupati Tuban ke-1)
  • Sayyid Abdur Rahman (Bupati Tuban ke-2)
  • Syekh Zali Al-Khalwati (Bupati Tuban ke-3)
  • Raden Mas Haryo Lana Aryo Tedjo I (Bupati Wilayah Tuban keempat)
  • Raden Mas Haryo Dikoro Aryo Tedjo II (Bupati Wilayah Tuban kelima) mempunyai 3 orang anak:
    • Raden Ayu Dewi Condrowati
    • Raden Ayu Condro Asmoro
    • Raden Ahmad Sanur

Haul Mbah Batu

Haul Mbah Batu

Mbah Batu merupakan salah satu tokoh penting di mana dianggap sebagai sosok awal mulanya berdiri Kota Batu dan memberikan kontribusi besar bagi warga sekitar. Oleh karena itu masyarakat wilayah tersebut pun mengadakan haul sebagai peringatan tahunan atas wafatnya beliau.

Acara haul Mbah Batu sendiri selalu dihadiri oleh ribuan orang dari berbagai wilayah Malang Raya dan sekitarnya. Dapat dikatakan bahwa masyarakat selalu berantusias dalam mengikuti acara tersebut. Tak hanya orang tua saja, tetapi para pemuda pun turut meramaikan haul Mbah Batu.

Haul Mbah Batu, diadakan dengan cara kirab tabur bunga dari kantor Desa Bumiaji menuju makam Mbah Batu. Kemudian pada malam hari diadakan acara istigosah. Sedangkan saat hari kedua, haul Mbah Batu diselenggarakan pengajian di mana dihadiri oleh masyarakat dari berbagai kalangan.

Diceritakan, bahwa tokoh seperti Mbah Batu dikenal lantaran memiliki kebijaksanaan maupun keteladanan spiritualnya. Haul menjadi kesempatan guna merayakan sekaligus mewarisi nilai-nilai spiritual dari Mbah Batu kepada generasi penerus.

Dengan menyelenggarakan haul Mbah Batu tidak hanya mengenang saja, tetapi untuk mendidik generasi muda dalam mempelajari nilai-nilai kehidupan moralitas maupun kebaikannya. Hakekat haul Mbah Batu ialah mencerminkan rasa hormat, warisan spiritual hingga kesinambungan tradisi.

Baca Juga:

Lokasi Makam Mbah Batu

Lokasi Makam Mbah Batu

Makam Mbah Batu sendiri terletak di Dusun Banaran, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Setiap harinya lokasi tempat persemayaman tersebut tak pernah sepi pengunjung. Pada hari tertentu, selalu ada orang datang untuk berziarah ke makam ini.

Latar belakang dari Mbah Batu membuat makam ini dianggap memiliki kekuatan magis. Bahkan masyarakat Kota Batu ataupun luar kota kerap berziarah ke makam tersebut untuk meminta doa restu keselamatan hingga riyadoh. Namun tak menutup kemungkinan bahwa ada peziarah datang dengan tujuan tertentu.

Hingga saat ini, kompleks makam Mbah Wastu sudah ditetapkan sebagai situs resmi wisata religius bersejarah di Kota Batu. Beberapa pejabat di wilayah tersebut turut melakukan ziarah pada saat peringatan hari jadi Kota Batu setiap tanggal 17 Oktober.

Diketahui bahwa tempat persemayaman beliau memiliki luas lahan mencapai 500 meter persegi. Namun tak hanya Mbah Batu saja, kompleks pemakaman ini juga terdapat 3 tokoh lain seperti Kyai Naim, Pangeran Rojoyo hingga Dewi Mutmainah.

Sayangnya beberapa orang kesulitan dalam menemukan lokasi dari makam Mbah Batu. Pasalnya informasi yang membahas mengenai letak tempat persemayaman tersebut memang tidak banyak. Adapun alamat lengkap makam Mbah Batu berada di:

  • Alamat: Jalan Masjid, Bumiaji, Kecamatan Batu, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65331

Rute

Walaupun lokasinya tidak jauh dari pusat Kota Batu, tetapi beberapa peziarah atau pengunjung kerap mengalami kesulitan dalam menemukan lokasi makam Mbah Batu. Hal itu terjadi lantaran seseorang tidak memahami dengan baik terkait rute perjalanan ke tempat tersebut.

Pada dasarnya memahami rute perjalanan ke tempat persemayaman Mbah Batu menjadi salah satu hal penting sebelum memutuskan berziarah. Mengingat selama perjalanan ke lokasi tersebut, seseorang harus menempuh jalur-jalur tertentu.

Namun sebenarnya Anda juga bisa menggunakan acuan alun-alun kota untuk menemukan lokasi makam Mbah Batu. Pasalnya lokasi dari tempat persemayaman ini hanya berjarak beberapa kilometer dari alun-alun Kota Batu.

Apabila datang dari arah utara atau selatan, maka Anda dapat menyusuri jalan Bukit Berbunga hingga menemukan sebuah pertigaan besar guna menuju makam Mbah Batu. Sedangkan jika datang dari arah timur, Anda bisa mengikuti rute perjalanan jalan raya Pandanrejo.

Jam Buka

Tak hanya memperhatikan rute ataupun alamat lengkapnya saja, tetapi Anda juga perlu mengetahui terkait jam buka tempat persemayaman Mbah Batu. Dengan mengetahuinya, maka bisa menentukan waktu yang akan dipilih untuk pergi berziarah ke makam tersebut.

Pihak pengelola makam Mbah Batu memberikan keleluasaan waktu kepada para peziarah atau pengunjung. Namun hal ini tidak diketahui oleh para pengunjung. Berikut adalah jam buka tempat peristirahatan terakhir Mbah Batu.

  • Senin: 24 Jam
  • Selasa: 24 Jam
  • Rabu: 24 Jam
  • Kamis: 24 Jam
  • Jumat: 24 Jam
  • Sabtu: 24 Jam
  • Minggu: 24 Jam

Ulasan

Pihak pengelola makam Mbah Batu senantiasa merawat kondisi maupun keaslian tempat persemayaman ini. Mulai dari bentuk hingga sekeliling pemakaman amat terawat cukup baik. Hal itu pun memberikan kesan positif bagi pengunjung maupun peziarah.

Namun tak hanya itu saja, untuk memberikan kenyamanan kepada para pengunjung atau peziarah, pihak pengelola makam Mbah Batu pun senantiasa merawat serta menjaga area sekitar makam. Hal itu pun dapat dilihat dari kondisi ataupun keadaan komplek makam ini di mana terlihat bersih.

Maka tak heran jika sebagian besar pengunjung membagikan pengalaman berkunjung ke makam Mbah Batu dengan ulasan cukup positif. Bahkan tak sedikit peziarah memberikan apresiasi terhadap pengelola karena telah menjaga sekaligus merawat tempat pemakaman.

Kesimpulan

Berdasarkan informasi di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memperingati wafatnya Mbah Batu, para tokoh atau pejabat mengadakan acara haul pada setiap satu tahun sekali. Acara tersebut pun turut diramaikan oleh masyarakat dari berbagai kalangan, baik orang tua ataupun pemuda.

Di sisi lain jam buka di mana diterapkan oleh pengelola tempat peristirahatan terakhir Mbah Batu tersedia dalam setiap hari dan 24 jam. Anda bisa lebih leluasa dalam memilih waktu berziarah ke tempat ini.

Mungkin itu saja pembahasan mengenai makam Mbah Batu. Demikianlah ulasan singkat ini, semoga dapat bermanfaat bagi Anda di mana ingin berziarah ke tempat peristirahatan terakhir Mbah Batu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *