Makam Sunan Nyamplungan – Belakangan ini banyak dibicarakan sebagian peziarah di media sosial. Lantaran, mereka ingin berziarah ke makam beliau untuk mengingat dan mendoakannya.
Tidak hanya masyarakat Indonesia, tetapi sebagian peziarah luar negeri pun mengunjungi makam Sunan Nyamplungan. Tak heran sampai saat ini, masih terdengar sayup-sayup bacaan tahlil dari makam beliau.
Lantas, mengapa Sunan Nyamplungan begitu disegani warga setempat? Karena, beliau memiliki sejarah dan karomah yang erat kaitannya dengan masyarakat Kepulauan Karimunjawa sedari dulu.
Bagi yang belum mengetahui sejarah, karomah, haul dan lokasi makam Sunan Nyamplungan. Silakan simak informasi dari Infomakam.id di bawah ini, supaya mendapatkan jawaban mengapa beliau sangat disegani dan hingga saat ini masih banyak yang mendoakannya.
Isi Artikel
Sejarah Sunan Nyamplungan
Sunan Nyamplungan adalah anak dari Sunan Muria. Nama Nyamplungan, diberikan kepada beliau karena tempat tinggalnya terdapat pohon nyamplungan.
Selain itu, beliau juga merupakan salah satu santri dari Sunaan Kudus yang cerdas, tetapi memiliki sifat tidak baik yakni sombong. Salah satu kesombongan Sunan Nyamplungan yang membuat ayahnya geram adalah ketika seluruh santrinya disuruh mencari kijang, namun beliau tidak mau ikut serta melainkan hanya menunjukkan jarinya saja sudah bisa menemukan arah ke hewan tersebut.
Baca Juga: Makam Daeng Mangkona Samarinda, Lokasi, Rute dan Sejarah
Dengan kesombongan tersebut, beliau diusir ke pulau yang terlihat samar-samar di atas Gunung Muria. Yang mana Sunan Nyamplungan pergi ke arah Karimunjawa, tetapi saat baru sampai di sebuah pantai ada banyak sekali ikan Bandeng, dan sampai saat ini pantai tersebut diberi nama Pantai Bandengan.
Karena ibu Sunan Nyamplungan amat sayang, maka ia membuatkan makanan kesukaan anaknya, yakni Pecel Lele. Ketika ibunya mengejar ke Pantai Bandengan, ternyata putranya sudah menyebrang sehingga Pecel Lele yang akan dibekalnya dilemparkan ke arah pantai tersebut.
Anehnya, makanan tersebut ikut hanyut mengikuti perahu Sunan Nyamplungan hingga ke Karimunjawa. Dan, di Karimunjawa lele tersebut hidup kembali serta hidup di laut yang kini dikenal Lagon Lele.
Karomah Sunan Nyamplungan
Bagi masyarakat Kepulauan Karimunjawa, Syekh Amir Hasan atau Sunan Nyamplungan dikenal sebagai penyebar agam Islam. Di mana, beliau orang pertama yang menanam pohon nyamplungan hingga subur dan berkembang biak mengitari Pulau Karimunjawa.
Berdasarkan cerita, Syekh Amir Hasan menyebarkan agama Islam secara damai dan teduh sehingga mampu menarik perhatian warga. Alhasil, penduduk pulau Karimunjawa di era abad 15 atau 15 Masehi sampai sekarang secara turun temurun mayoritas beragam Islam.
Selain kharisma, Sunan Nyamplungan mempunyai karomah yakni mampu mempersatukan 6 suku di Karimunjawa sampai hidup rukun sejahtera. Nilai-nilai tersebut diwariskan serta dilestarikan hingga sekarang.
Sunan Nyamplungan berperan penting dalam kehidupan masyarakat, karena mampu menghindari konflik baik antarpribadi maupun antar suku. Salah satu upaya beliau untuk mempersatukan masyarakat, yakni lewat jalan dakwah bil hikmah.
Ketika berdakwah, Syekh Amir Hasan selalu menggunakan berbagai piranti lokal. Yang mana, sampai saat ini nama beberapa jenis di Karimunjawa masih digunakan oleh masyarakat setempat untuk berbagai kepentingan mulai dari perabot rumah, bahan bangunan hingga souvenir hasil penamaan dari beliau.
Terlepas dari manfaat dari kayu tersebut, ada beberapa makna di balik namanya. Misalnya Kalimosodo yang artinya kalimat Syahadat dengan tujuan mengakui Keesaan Allah SWT.
Haul Makam Sunan Nyamplungan
Untuk menghormati dan mengingat jasa-jasa Sunan Nyamplungan, masyarakat selalu mengunjungi makam beliau untuk mendoakan agar diberi keberkahan dan tempat baik di akhirat. Haul Sunan Nyamplungan selalu diperingati pada bulan Djulhijjah.
Masyarakat meyakini bahwa ketika mereka mengunjungi dan berdoa di makam beliau, maka segala keinginan akan terkabul. Bahkan di beberapa kalangan, yakin karomah dari Sunan Nyamplungan dapat meningkatkan derajat, diberi kemudahan dalam mencari rezeki.
Lokasi Makam Sunan Nyamplungan
Lokasi makam Sunan Nyamplungan berada di Wilayah Dukuh Nyamplungan, Desa Karimunjawa. Letaknya di puncak bukit, di mana peziarah harus menaiki anak tangga satu persatu, supaya bisa sampai ke lokasi.
Makam beliau dikelilingi oleh pepohonan kawasan Balai Taman Nasional Karimunjawa. Sekilas, makam wali di Karimunjawa tersebut lebih panjang ketimbang dari ukuran kuburan pada umumnya.
Di mana, biasanya kuburan warga hanya sepanjang 2 meteran, akan tetapi makam Sunan Nyamplungan memiliki panjang 4 meter dengan lebar 2,5 meter. Selain itu, terdapat berbagai fasilitas di tempat pemakaman beliau, seperti toilet umum, mushola dan sebuah sendang mata air.
Jam Buka
Terkadang memang makam wali memiliki batasan waktu untuk berziarah, namun makam Sunan Nyamplungan dapat dikunjungi selama 24 jam penuh. Meskipun begitu, ketika berziarah ke makam beliau, setidaknya kelompok Anda telah mendapatkan izin dari juru kunci.
Lanjut Baca: Makam Syiah Kuala Aceh, Lokasi, Rute, Sejarah dan Ulasan
Di sisi lain, juru kunci makam Sunan Nyamplungan dapat membimbing Anda berdoa dan memberitahu sejarah-sejarah beliau. Sehingga wisata religi yang dilaksanakan dapat menginstropeksi diri dan mendekatkan hati.
Rute
Bagi Anda yang baru saja akan berziarah ke makam Syekh Amir Hasan dan belum mengetahui lokasi serta jalurnya. Silakan buka laman Google Maps, supaya langsung dapat melihat titik tepat makam.
Untuk memunculkan petunjuk arah dari lokasi Anda saat ini sampai ke lokasi makam silakan tap opsi Rute. Secara otomatis petunjuk arah akan muncul beserta keterangan jarak serta estimasi waktu tempuh hingga tujuan.
Ulasan
Berbagai ulasan peziarah ke makam Sunan Nyamplungan mengatakan bahwa kondisi kuburan beliau saat ini masih bersih. Apabila Anda menginap di salah satu Hotel di Karimunjawa, bisa nego dengan driver untuk antar jemput dengan tarif yang disepakati.
Namun, saat di perjalanan dari gerbang masuk hingga parkiran jalannya hanya cukup untuk 1 mobil saja. Perjalanan tersebut membutuhkan waktu sekitar 20 sampai 30 menit jika dari pusat alun alun Karimunjawa.
Ketika sampai di parkiran nantinya peziarah harus melewati beberapa anak tangga kurang lebih 10 menit. Hati-hati saat saat menaiki tangga tersebut, karena terdapat cukup banyak lumut yang bisa menyebabkan Anda jatuh, kata salah satu peziarah.
Di lain sisi sektor pariwisata Karimunjawa terus berkembang hingga mancanegara, sehingga menjadi tantangan sendiri bagi eksistensi makam Sunan Nyamplungan. Sebagian peziarah mengatakan, berharap sektor berkembangnya sektor ini tidak menutup kearifan dari warga setempat yang religus.
Kesimpulan
Itulah informasi mengenai sejarah, karomah, haul dan lokasi makam Sunan Nyamplungan. Kesimpulannya, makam Sunan Nyamplungan terletak di puncak bukit Dukuh Nyamplungan, Desa Karimunjawa, di mana peziarah membutuhkan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit dari alun-alun hingga ke lokasi.
Mengingat sebagian ulasan peziarah mengatakan bahwa kondisi makam Sunan Nyamplungan sampai saat ini masih bersih dan terjaga. Apabila Anda pergi berziarah ke kuburan beliau, diharapkan selalu menaati peraturan dan ketentuan yang ada, hal ini membantu warga setempat untuk menjaga kehormatan Syekh Amir Hasan.
Mungkin itu saja informasi dari www.InfoMakam.id mengenai sejarah, karomah, haul dan lokasi makam Sunan Nyamplungan. Semoga dengan adanya informasi tersebut, memberikan wawasan tambahan dan memudahkan perjalanan menuju ke makam beliau.